Anggi's diary

Monday, August 03, 2009

Cukup Sendiri

Entah udah berapa kali, lagi-lagi aku berada dalam keadaan ini. Emosi dan perasaan diombang-ambingkan dalam sesaat. Dalam hitungan detik, bahkan. Sesaat senang, sesaat sedih. Sesaat bahagia tak terkira dan merasa siap menghadapi semua, tapi sesaat berikutnya merasa sangat terpuruk dan merasa menjadi orang paling tidak beruntung.

Rasa ini....gak tahu rasa apaan. Manis, asam, asin, pahit?? Yang mana? Semua udah terlanjur tercampur jadi satu. Beberapa bulan lalu, rasanya pernah sangat manis. Lalu menjadi asin dan kadang asam. Hm...nikmatnya kala itu. Sayangnya sejak dua bulan lalu rasa ini menjadi pahit, sangat pahit, seperti layaknya meminum puyer. Tak pernah terpikirkan sebelumnya akan menjadi seperti ini. Manusia memang berusaha, tapi ALLAH juga yang akan menentukan.

Sekarang aku cuman bisa sendirian merasakan ini semua. Semua rasa yang ada harus kutelan sendiri. Tak perlu lah menceritakannya ke orang lain. Apalagi sampai ngajak-ngajak mereka ikut merasakannya. Cukup aku sendiri aja. Buat apa mengajak orang turut merasakan kejanggalan ini, sementara di sisi lain kita bisa membuat orang lain bahagia? Walau hati harus menangis, tapi biarlah bibir tetap tersenyum. Membuat orang lain bahagia, juga suatu pahala kan?

Lalu kapan rasa itu bisa berganti? Menjadi manis kembali? Atau paling tidak menjadi tawar, dan bisa diberi perasa sesuka hati? Gak tahu, dan aku gak mau tahu. Aku akan menikmati rasa pahit ini dengan sepenuh hati. Walau rasa pahit itu gak enak, tapi ada alasannya kenapa ALLAH menciptakan rasa pahit. Sama seperti, pasti ada alasan kenapa ALLAH menciptakan bagian lidah yang sensitif terhadap rasa pahit adalah pangkal lidah. Supaya rasa pahit cuman dirasakan sebentar, dan langsung tertelan didorong oleh gerakan lidah (benarkah begini? Cuman kira-kira kok). Tapi kalau pahit yang ini, mungkin ALLAH ciptakan untuk dinikmati, supaya aku lebih bersyukur ketika mendapat rasa manis berikutnya.

Aku akan tetap setia dengan rasa pahit ini, hingga suatu saat datang rasa manis yang menggantikannya. Yang bisa membuatku bahagia tak berujung. Tanpa perlu merasa diombang-ambingkan tak menentu. Pahit tak berarti salah, tapi pasti tidak enak. Atau.......cukup digantikan dengan rasa tawar, yang bisa membuatku sedikit lega tanpa perlu takut akan datang sesenggukan yang tak terduga.

Terima kasih untuknya yang telah memberikan semua rasa ini.....
Rasa yang dapat mewarnai hidup..........

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home