Anggi's diary

Friday, July 17, 2009

Luka Hati

Bulan Februari kemarin, waktu lagi ikutan funbike simpatizone di senayan, bagian tulang kering kaki gue sempet kena pedal sepeda. Pedal sendiri lho. Dan itu juga karena pas dorong sepeda gak hati-hati. Jadi kena bagian tajamnya deh. he....he Perbuatan bodoh!! :-D Lukanya sih gak dalam. Bahkan gak terlalu kerasa. Kalo aja temen gue gak bilang, "Nggi, kaki lo luka kenapa? Gak mau diobatin?", mungkin gue gak akan sadar juga. Wong lukanya cuman kecil gitu doang kok. Gak apa-apa ah. Palingan ntar sore juga udah kering, dan seminggu lagi bekasnya juga udah ilang.

Tapi ternyata......lukanya sih sembuh, tapi parutnya gak bisa hilang. Ya ampun.....kenapa sih nih luka. Kok bikin ulah aja? Luka kecil gitu aja, kenapa juga bekasnya gak mau hilang? Maunya apa sih? Supaya terus diingat ya luka itu kenapa? Supaya lain kali gue lebih hati-hati kalo bawa sepeda? Padahal luka yang lebih besar karena jatuh dari sepeda aja bisa hilang, kok ini luka sekecil gitu gak mau hilang sih? Gak mau atau gak bisa?? :-) Hm.....tanpa perlu disuruh pun luka itu akan selalu gue ingat kok. :-)

Itu baru luka fisik, gimana kalo luka hati?? Itu yang kepikiran sama gue saat ini. Luka hati juga bisa meninggalkan parut yang gak bisa hilang di hati sini. Luka yang awalnya menganga lebar, dalam, dan sangat menyakitkan. Makin lama, bisa jadi makin sakit dan perih kalo gak langsung diobati. Tapi makin lama, bisa juga jadi sembuh, mulai membentuk jaringan hati yang baru, namun dengan sisa parut yang tidak bisa hilang. Mungkin karena kenangannya terlalu dalam, sehingga parut itu masih membekas dan menyisakan cerita sedih yang terus terngiang-ngiang. Tapi gak menutup kemungkinan juga luka hati itu sembuh sempurna tanpa bekas. Itu pasti karena proses penyembuhannya sangat baik dengan ditambahkan obat "keikhlasan" yang sangat tulus. Seandainya luka hati gue selalu bisa sembuh sempurna......

Luka hati yang pertama udah sembuh, sesembuh-sembuhnya. Prosesnya panjang, bertahun-tahun, dengan berbagai obat udah gue coba, tapi ternyata paling ampuh dengan cara yang terakhir. Disakitin sekali lagi, dan gue kapok untuk selamanya. he.....he Pengalaman yang sangat berharga bukan? :-) Sekarang udah sembuh......tapi parutnya akan ada untuk selamanya. Walaupun parut itu sudah hampir tak terlihat karena tertutup dengan keikhklasan, tapi gue tahu yang namanya parut tetep aja gak bisa hilang. Tapi ya sudahlah....toh tidak akan mempengaruhi apapun.

Luka yang kedua? Masih harus gue "jalanin" hingga saat ini. Entah sampe berapa lama proses ini akan berakhir. Gue cuman berharap, mudah-mudahan ALLAH dapat memberiku kekuatan menghadapi ini semua. Cara apa ya yang paling ampuh, supaya luka hati ini bisa segera pulih? Sudah beberapa cara dicoba, tapi tetep aja belum menemukan yang bener-bener ampuh. Satu-dua hari mungkin bisa merasa terobati, dan hampir yakin bahwa "gue udah sembuh bener nih". Tapi ternyata di hari ke-3 gue kembali berada dalam jurang terbawah perasaan hati. Ya ampun.....kenapa sakitnya harus kembali sih? Dan bahkan kadang lebih perih dari awalnya. Apa betadinenya kurang ya waktu ngobatin? he....he Apa harusnya gue tutup pake "kasa steril" aja ya biar tak tersentuh oleh apapun? Tapi kan yang namanya "hati" manusia gak mungkin tidak tersentuh oleh apapun. Hm....mudah-mudahan dia gak ngerasain rasa yang sama ya?? :-) Gue tahu kok, lo pasti lebih kuat daripada gue. :-)

Dan.....saat ini.....biarkan saja luka itu tetap menganga dan perih hingga gue menemukan cara untuk menyembuhkannya...... :-)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home